Boot Sequence atau urutan booting, merupakan istilah yang sering kita dengar pada saat proses awal instalasi. Pada pengaturan BIOS terdapat opsi untuk menentukan device mana yang akan diboot atau dibaca terlebih dahulu. Umumnya terdapat 4 opsi, yaitu booting melalui disket, melalui cd rom, melalui ufd atau langsung memboot file system yang ada di harddisk. Pada penggunaan CPU normal, boot sequence diatur untuk memboot harddisk terlebih dahulu sehingga proses loading startup cpu bisa sedikit lebih cepat, karena start up tidak perlu "mampir" terlebih dulu untuk memeriksa apakah di fdd atu cdrom terdapat file system yang mungkin untuk dibaca. Walaupun sebenarnya jika boot sequence memiliki urutan boot A:, CDrom, HD yang berarti start up memeriksa apakah di A:/FDD terdapat file system? jika di FDD tidak terdapat file system (tidak dipasang disket/disket tidak memiliki file system) maka startup akan membaca device pada urutan yang kedua yaitu CDROM, jika pada CDrom tidak terdapat file system maka komputer akan meneruskan membaca urutan yang berikutnya yaitu Harddisk. Pada proses instalasi operating system fresh (harddisk masih kosong) maupun repair (harddisk ada OS tetapi sudah error, umumnya dilakukan booting dan instalasi melalui media optical device, diantaranya adalah lewat CDROM. Pada proses ini pengaturan boot sequnce diperlukan dengan merubah seting boot sequence pada BIOS agar komputer ketika statup memboot cdrom terlebih dahulu, sehingga cd installer yang kita letakkan pada cdrom bisa terbaca dan proses instalasi bisa berjalan
No comments:
Post a Comment