Saturday, August 9, 2008

BIKIN BETUL PC SENDIRI

Takut? Apanya yang ditakutkan? Takut rusaknya makin parah? Takut kesetrum? Ketakutan adalah sumber persoalan yang muncul karena kita tidak mengetahui dari mana harus mulai? Semua hal tentang PC rasanya gelap. Sementara, ketidak-tahuan harus memulai dari mana muncul karena tidak ada peta yang menunjukkan, dari mana titik awal menelusuri jejak-jejak kerusakan.
Nah, daripada terus mengeluh dalam kegelapan, lebih baik mari kita mencoba mencari lilin, menyalakannya, do something. Tapi, bagaimana kalau kerusakan tidak teratasi? Jangan khawatir, gagal melakukan utak-atik dan penanganan masalah bukan berarti kiamat. Anda masih bisa berkonsultasi dengan teman sejawat atau rekan kuliah. Kalau bisa menemukan komunitas yang bakal membantu Anda Mailing list adalah salah satu yang bisa diandalkan. Sumber lain, situs internet pun bejibun yang menyediakan solusi.

1. Meyakinkan Diri dan Membangun Sikap
Kalau Anda tak mampu mengusir ketakutan, yang sumbernya ada dalam diri sendiri, niscaya Anda akan selalu sebal dan jengkel setiap kali PC rewel. Yang anda perlukan Cuma sedikit keberanian plus sekerat sikap nekad, ditambah sesendok kegigihan yang diaduk dalam panci pengetahuan, sehingga Anda siap menyantap seporsi kepuasan ketika berhasil menyelesaikan masalah pada PC anda. Dalam prosesnya, panaskan pula mental Anda di atas tungku harapan akan PC yang sempurna, sehingga Anda tetap melakukannya penuh kehati-hatian.
Untuk itu, Anda harus membekali dengan informasi yang cukup tentang seputar PC, baik lewat Tanya sana-sini atau baca dari sumber manapun. Mencatat setiap gejala dan merekam setiap gejala dan merekam setiap akibat yang muncul juga penting dilakukan, supaya kita tidak tersesat dalam labirin kekusutan. Hindari kondisi semacam ini. Inginnya membuat ramuan reparasi PC, jadinya malah hidangan onggokan sampah besi tiada guna.

2. Mulai Mendeteksi Sumber Masalah
Ada seribu satu macam sebab yang membuat PC kita rewel. Bisa saja masalahnya hanya berasal dari kabel yang kendor atau terputus, komponen yang kotor atau tidak tertancap sempurna, atau komponen yang mati. Tapi ada kalanya problemnya tersembunyi pada IC yang jebol, rangkaian yang terputus, atau kebakaran yang terdeteksi. Untuk itu, curigai semua komponen dan tanyailah satu per satu dengan mencobainya.
# Adakah listrik yang mengalir ke dalam PC? Menyalakah lampu-lampu indicator yang tertera pada PC?
# Apakah harddisk dan komponen-komponen PC yang lainnya sudah terpasang dengan benar?
# Apa tindakan terakhir yang telah dilakukan terhadap PC sebelum ia mengalami masalah? Dipasang komponen barukah? Diinstal program baru? Digeser atau dipindahkan? Atau PC dimatikan tiba-tiba? Atau lebih parah lagi, dikencingi tikus atau kecoa?
# Apakah Anda mengetahui perubahan tersebut sejak dini pada computer?
# Pada kondisi apa PC tersebut rewel? Apakah ketika dinyalakan ia tidak bereaksi? Apakah ketika dinyalakan gambarnya tidak sempurna? Apakah ketika dinyalakan tidak mau masuk ke system operasi? Atau ketika dinyalakan muncul bunyi-bunyian atau bau-bau aneh?

3. Memastikan Komponen yang Rusak
“Menginterogasi” si PC dengan pertanyaan-pertanyaan tadi akan menyempitkan dugaan penyebab timbulnya masalah. Kita akan mengetahui secara pasti, apakah problemnya berasal dari hardware atau software, atau dari kedua-duanya. Bila masalahnya berpangkal dari hardware yang terpasang, kita bisa mulai memeriksa komponen tersebut satu per satu, lalu memastikan pemeriksaannya pada komponen yang rusak tersebut.

4. Isolasikan Komponen yang Rusak
Lepaskan semua ikatan, baik berupa baut ataupun kabel yang menancap pada komponen yang rusak tadi. Dengan melepasnya, Anda bisa melakukan pemeriksaan lebih teliti, misalnya apakah ada kebakaran (menciumnya dan mendeteksi bau gosong atau tidak), apakah ada sambungan yang terputus, atau adakah komponen-komponen di dalam peranti tersebut kotor. Secara gampang, bila sudah diketahui sumber masalahnya ada pada komponen tersebut, Anda tinggal menentukan dua pilihan: mencoba mereparasi atau mengganti dengan yang baru. Tidak semua komponen bisa direparasi dan bahkan kadangkala biaya reparasi untuk itu jauh lebih mahal daripada membeli baru.
Setiap komponen PC biasanya memiliki garansi. Setiap komponen, garansinya pun berbeda-beda. Ada yang satu tahun, ada yang tiga tahun, ada pula yang bergaransi seumur hidup. Prosesor, harddisk, kartu grafis, umumnya satu tahun. Motherboard ada yang satu tahun ada pula yang tiga tahun. Sementara memori bergaransi seumur hidup. Periksalah komponen yang rusak, apakah masih bergaransi atau sudah habis. Manfaatkan jaminan ini bila masih dimungkinkan.

5. Ganti Dengan Komponen Baru
Ini adalah solusi praktis tapi juga taktis. Tidak semua komponen PC memiliki dukungan buku manual yang mendetail, sehingga bila terjadi kerusakan kita tidak bisa memeriksa rangkaian atau sirkuit di dalamnya. Maka, menggantinya dengan komponen baru kadangkala menjadi tindakan bijak. Sebelum menggantinya, pastikan dulu bahwa nomor seri atau spesifikasi komponen yang akan diganti kita ketahui persis.
Dalam proses penggantian, kadangkala kita harus mempertimbangkan keterbaruan dari komponen yang akan diganti. Kalau komponen yang rusak adalah harddisk 4,3GB misalnya, tentu saja jangan berpikir untuk mengganti dengan barang yang sama. Atau, bila yang rusak adalah CD-ROM 10X kita, jangan berpikir untuk mencari barang dengan spesifikasi yang sama.
Perkembangan teknologi komponen berlangsung sedemikian cepat. Maka, pertimbangan yang dilakukan dalam penggantian semacam ini adalah aspek kompatibilitasnya dengan komponen lain dalam system PC yang Anda miliki. Artinya, kalau memori SDRAM 32 MB PC-66 yang rusak, tak perlu ragu untuk menggantinya dengan kapasitas yang lebih besar, SDRAM 128MB PC-133 misalnya. Dalam kasus tersebut, penggantian modul memori PC-66MHz menjadi PC-133MHz juga patut memperhatikan dukungan dari chipset motherboard, apakah ia mampu mendukung frekuensi memorinya atau tidak. Tipe komponen dan kompatibilitasnya terhadap chipset semacam itu harus kita pahami, supaya Anda tidak sia-sia mengganti dengan modul yang baru, atau bahkan keliru mengganti memori SDRAM dengan DDR-SDRAM.

6. Lakukan Pengetesan Ulang
Setelah komponen diganti, ujilah dengan menyalakan dan mengoperasikannya. Bila system kembali bekerja normal, berarti Anda dokter yang jitu karena mampu mendeteksi masalah dan melakukan perbaikan secara sempurna.
Masalahnya, bila computer tetap bermasalah, apa yang seharusnya kita lakukan?
Alihkan kecurigaan Anda pada komponen yang lain, dan persempit lagi problemnya pada komponen yang lain lalu lakukan prosedur pemeriksaan seperti ketika Anda memeriksa komponen yang bermasalah. Dalam pengujian terhadap komponen yang diganti, sebaiknya Anda melakukan pengujian dalam waktu beberapa puluh jam sampai kurang lebih satu hari penuh (24 jam), guna memastikan bahwa komponen yang diganti bekerja dengan normal untuk dipergunakan pada pemakaian selanjutnya.

Sumber: Tabloid pc-plus 2007

No comments:

Post a Comment